![]() Requirement Engineering is one of stages in the software development. Sedangkan untuk melakukan pemodelan itu sendiri, pengembang biasanya memerlukan alat bantu berupa aplikasi pemodelan seperti Rational Rose, StarUML, ArgoUML, Enterprise Architect, dan berbagai alat pemodelan lainnya. Dalam UML terdapat beberapa diagram, yang familiar diantaranya adalah use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence diagram. UML telah menjadi standar pemodelan berorientasi objek (He, 2000). Jika pada pemodelan terstruktur menggunakan DFD (Data Flow Diagram) untuk menggambarkan prosesnya dan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk menggambarkan relasi datanya, maka untuk pemodelan berorientasi objek menggunakan pemodelan dengan UML (Unified Modeling Language). Pemodelan terstruktur, digunakan untuk perangkat lunak yang menggunakan modul-modul, sedangkan pemodelan berorientasi objek didasarkan pada class dan objek yang ada pada sebuah perangkat lunak. Perbedaan mendasar dari pemodelan tersebut dapat dilihat dari perangkat lunak yang dibangun. Pemodelan kebutuhan perangkat lunak yang di lakukan terbagi menjadi dua jenis, yakni pemodelan terstruktur dan pemodelan berorientasi objek. Lebih fokus pada tahap analisis, ketika seorang pengembang melakukan proses analisis, maka dilakukan tahapan pemodelan menggunakan berbagai macam diagram. Dalam dunia pendidikan perangkat lunak terdapat beberapa tahapan pengembangan yang lebih dikenal dengan istilah SDLC (Software Development Life Cycle), yang mencakup tahap perencanaan, analisis, perancangan, dan implementasi. Khusus untuk tujuan pendidikan perangkat lunak sudah seharusnya seorang pengembang memiliki kemampuan yang meliputi semua tahapan (Subhiyakto, Kamalrudin, Sidek, & S. ![]() Terdapat perbedaan yang mendasar dari kedua prinsip tersebut jika dilihat dari segi pengelaman, level usia, kemampuan maupun latar belakang. 1.1 Latar Belakang Prinsip pengembangan sebuah perangkat lunak terbagi menjadi dua yaitu untuk tujuan pendidikan dan untuk tujuan industri (Mills, 1980). ![]() PENDAHULUAN Bagian ini membahas tentang latar belakang penelitian, motivasi, masalah dan tujuan. This paper also discusses practical implications of the proposed approach and then provides an assessment for the proposed approach.ฤก. An example from a collaborative office system is used to illustrate the applicability of the proposed approach. Collectively, these models aim to provide a more complete and accurate requirements specification. These models, respectively, represent the coordination, communication, connection, and collaboration characteristics of e-collaboration systems. This approach takes a scenario description of e-collaboration systems as input and transforms it into a rich set of four-perspective requirement models, namely Coordination Model, Communication Model, Connection Model, and Collaboration Model. ![]() This paper proposes an approach for eliciting user requirements for e-collaboration systems. ![]() Yet, eliciting user requirements for e-collaboration systems has proved to be a great challenge, due to the need to capture different knowledge for many different types of stakeholder. E-collaboration systems have become a new way of doing business that supports and enables communication, coordination and cooperation between people in shared projects and so on. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |